Thursday 22 March 2018

Cara Menyikapi Hubungan LDR (Long Distance Relationship)


- Dina Review -





Mendengar kata Long Distance Relationship pasti sudah terbayang tantangan, jarak, rasa curiga, rasa waswas, ragu, dilema tapi cinta, tapi sayang, bagaimana ini?
Please lah reviewers jangan dipusingkan dengan hal-hal negatif di atas. Aku bukan ngegampangin perasaan ya.. Tapi sudah beberapa kali mengalami LDR dan mari kita berbagi pengalaman yang sedap-sedap pahit asam, manis, asin, sepet, kecut, giung dan pangset ini 😄
Kenapa bisa ada LDR? Ada yang gak sengaja kenalan di angkutan umum bis, kereta api, pesawat, kapal laut, mungkin angkot juga kali ya. Kemudian semakin menyatunya media social dalam keseharian hidup kita itu sangat memungkinkan seseorang terjerat LDR. Bermula dari saling follow, lanjut chatting, tukeran no whatsapp, pin bbm, dan akhirnya timbul rasa sayang dan terbiasa dengan adanya dia setiap detik, menit, siang, malam, subuh meskipun hanya via online tapi rasa sayang itu lama-lama berubah jadi cinta dan harapan.
Kemudian ada yang berhasil hingga ketemuan ada juga yang putus sebelum bertemu 😓 jangan sedih ya, reviewers bisa ambil hikmahnya. Coba liat alasanmu putus apa? Malah jika disadari putusnya hubunganmu bisa disyukuri, sebab kamu tau hubungan kalian tidak akan membawa kebaikan jika seandainya dilanjutkan, satu hal lagi jika putus sebelum bertemu artinya tidak ada budget yang terbuang sia-sia 😄 save money lah ya..





Seterusnya ada juga yang berhasil hingga ketemuan. Disini nih saatnya pembuktian, apanya? Wajah (editan apa asli), sifat, cara bicara dan lagi watak aslinya. Reviewers kalau kalian ngerasa tertipu dengan wajah editan, please jangan terbawa kesal ya, sebab mau gak mau ini udah zamannya aplikasi photo editing jadi bukan salah dia juga kan. Untuk menghindari hal tersebut kamu bisa ajak dia video call, coba pandang lama-lama kalau kamu mengabaikan cantik atau tampannya dia berarti kamu tulus menyukai dia apa adanya. Tapi jangan salah, kalau tidak begitu menarik dicamera, bisa jadi lebih keren pas ketemuan lho, serius. Terkadang orang yang cantik atau ganteng akan biasa saja dicamera, tapi pas ketemuan bisa-bisa kamu teriak-teriak dalam hati (huwaaaawwwwww cakep amaaaaat 😵).
Kemudian saat bertemu beneran, reviewers akan mulai merasakan keaslian sifatnya, watak, cara bicara nyaman apa nggak. Kalau chat atau video call, semuanya bisa diatur. Jadi lemah lembut, jaim, perhatian, akrab bahkan bawel curhat ini itu. Liat deh pas ketemuan apa masih seperti itu atau malah sebaliknya, atau malah nakutin (tiba-tiba nyakar misalnya). Kadang pertemuan pertama pun udah bisa kok ngeliat semuanya itu, jika sifatnya memang nggak dibuat-buat pasti pertemuan kalian bakal tetep seru dan gak ada rasa canggung. Beda halnya kalau selama LDR sifatnya dibuat-buat pasti ngerasa ada yang lain, suasana menjadi canggung dan merasa asing aja.





Apakah harus sama sifat atau beda sifat?
Maksudnya ekstrovert dengan ekstrovert (bawel dengan bawel)
Atau sebaliknya introvert dengan introvert (pendiem dengan pendiem)
Ataukah ekstrovert dengan introvert (si bawel dengan si mingkem).
Betapa nyamanya jika memiliki kesamaan sifat, aku ambil contoh introvert dengan introvert, wahhh gak seru dong sepi?? Eits..justru disini nih keunikannya. Jika reviewers punya sifat yang sama dengan pasangan, disitu kamu bakal nemu suasana "nyaman bersamamu". Kamu suka suasana adem tenang begitu juga pasanganmu pasti dua-duanya bakal menikmati kebersamaan tanpa ada rasa konflik batin, untuk sebaliknya jika kamu si introvert yang suka ketenangan diajakin jalan sama pasangan kamu si ekstrovert ke tempat hingar bingar konser yang penuh sesak dengan orang, haduh gak bisa deh ada kata "nyaman bersamamu", seandainya kamu paksain yang ada lama-lama kamu bakal ngerasa tertekan sama hubungan kalian dan kemungkinan ada konflik batin juga (berat nih). Jadi saat bertemu setelah sekian lama LDR tapi beberapa kali ketemuan lama-lama ngerasa jenuh dan tertekan ada kemungkinan kalian punya perbedaan sifat yang terlalu amat sangat berbeda. Boleh belajar beradaptasi secara pelan-pelan agar terbiasa dan semakin memahami perbedaan sifat satu sama lain (khusus bagi yang pinter adaptasi), tapi kalau tetep gak bisa, nah keputusan ada padamu ya reviewers.
Selanjutnya jika pertemuan berjalan lancar tapi harus kembali ke rumah masing-masing 😄 lanjutkan dengan menjaga komunikasi. Kamu tau? Hal terkeren dalam LDR adalah kemampuan menjaga komunikasi. Entah sekali atau beberapa kali kirim-kiriman kabar, hal itu mampu menjaga keutuhan hubungan.





Ada lho masanya chatting dari pagi sampai malem. Tapi tiba-tiba besoknya lama amat gak ngabarin, reviewers jangan jadi galau atau nyerocos nanya kenapa gak ngehubungi, terus ujungnya bilang dah bosen, dah gak sayang, dah lupa, duh lebay amat ya. Kamu cukup nyapa dia pagi-pagi misalnya, mau dibales apa nggak terserah dia. Orang dia juga punya kehidupan, kesibukan, kewajiban bukan cuma fokus sama kamu kan 😉 atau seandainya dia sibuk maen game sekali pun, yaudah cukup ngabari dia aja, say hello, say I Love You doang juga cukup, nanti pun bakal dia bales kok. Coba jangan ganggu hobby dia reviewers, apa kamu gak punya kesibukan lain selain nungguin chat dari dia? Lebih enak ngerjain kerjaan kamu, hobby kamu yang lebih berfaedah. Dari sini kamu bisa ngeliat keseriusan dia dalam menjaga hubungan. Kalau sampai sadis berhari-hari gak ngabarin sebab alasan yang gak jelas apalagi alasan yang diluar logika, ketembak kaki 8 tembakan misalnya (buset) tapi dia masih hidup, wah...pinter-pinter kamu deh buka mata hati dan pikiran buat ngenilai kejujuran dia.
LDR itu akan indah dan keren jika dua-duanya bisa saling menjaga bukan dari sebelah pihak doang, sendirian berjuang bakal cape. Dan akan "nyaman bersamamu" jika punya sifat yang hampir sama dari keduanya.
Nah reviewers gimana nih? Semangat ya sama LDRnya, semoga tercapai hingga ke pelaminan 😘 Aamiin jodoh kan siapa yang tau

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentarmu di sini ^_^